°ี•╬ีρя∂ςξtyø•''•ς∂иδyี╬•

Example

Senin, 30 Mei 2011

Kota ini menjadi saksi, saat hujan menjadi berduyun-duyun datang dan menyerang kekeringan di sekitar. Hati siapa tak gundah, melihat air mata yang begitu sunyi pandangannya. Menitipkan detik-detik kasih sayang yang akan usai.
Deddy SM

Hujan yang itu menjadi semakin melebatkan jatuhnya, pertanda karunia sudah lagi datang. Bagi kekeringan yang bertahun tahun. Hati siapa tak gundah anak kesayangan yang dulu selalu memelukmu, hingga engkau tuturkan tanda tanda kedewasaanku, sampai engkau tanamkan karaktermu dalam akhlaqku.

Aku berusaha meninggikan dadaku, mengangkat wajahku, menahan air mata yang semakin lama semakin mencari jalan keluar. Semakin aku sadar, engkau sudah mulai renta, dan mulai terbungkus angan-anganmu di hari tua bersama aku anakmu.
Namun dada ini terkulai jatuh, wajah ini tertunduk peluh, air mata ini menetes begitu saja. ibu yang disampingku...menengadah hingga tak terlihat bentuk wajahnya yang di banjiri air mata cintanya terhadapmu.

Ini sebuah melody indah. Melody anak anak kesayangan ayah. Puisi cinta yang tiada anak akan membantah. Delapan tahun ada di benak, dan akan pupus hingga mautku menjemput dan mempertemukan kembali aku dengan dirimu.

Ayah.....
Andai engkau disini, pasti engkau bangga melihat ibu bahagia.
Engkau akan bangga melihat semua buah hatimu dewasa.
Engkau akan bangga sebagai ayah.
Engkau akan bangga kami melihatmu.
Seperti engkau telah bangga melihat kami dari sana.

Melody anak anak kesayangan Ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar