°ี•╬ีρя∂ςξtyø•''•ς∂иδyี╬•

Example

Minggu, 03 Juli 2011

ANCAMAN MENGADU DOMBA

1. GHIBAH (menggunjing)
BISSMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM

WALAATUTHI'KULLA HALLAAAAAFINMHIINI. HAMMAANINMASYAAAAA-INBINAMIIM.

"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kesana kemari menghamburkan fitnah (mengadu domba)." (QS Al-Qalam Ayat 10-11)

Salam kompak islami bagi akhi dan ukhti yang sesekali menyempatkan diri mengunjungi blog ini.

Saya sedikit kupas tentang Ancaman Mengadu Domba, yang dengan fakta ternyata banyak luput dan sangat sering dilalaikan. Sebuah kalimat atau tulisan yang sumbernya tidak dapat diketahui secaara pasti akan bisa saja menimbulkan hal baru yang sangat negatif. Sebagai contoh (fitnah). Pintu utama fitnah adalah Ghibah yang tidak bisa dipungkiri hal ini dapat merembetkan berita dari satu pihak ke pihak lain dan yang bermuara pada jatuhnya unsur adu domba.

Dalam surat An-Nissa' di sebutkan laayuhibbullaahuljahra bissuu-i minalqauli illa mandlulima. "Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang-orang teraniaya."

Terkadang ada org bertanya tentang kepribadian org lain untuk ditanya kerjasama dalam suatu hal. Dalam kasus seperti ini terdapat dilema antara kewajiban memberikan nasihat agama dgn keharusan menjaga harga diri seseorang yang tdk berada saat percakapan.

Dan semuanya kembali pada niat dalam hati. Terkadang niat juga menjadi pemisah yang tegas, karena dlm hal ini, individu lah yang paling tahu tentang dorongan perilaku dirinya dibanding orang lain.
Niat juga dapat menghapus segala sesuatu yang direncanakan baik, menjadi buruk dengan niat yang buruk. Ghibah adalah sebuah pintu mudah masuknya seseorang terjatuh pada masalah Namimah yang terang2an adalah konflik yang terjadi akibat keburukan informasi yang dibuat2.

Baginda Rasul Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam menyampaikan Mandzabba'anlahmi akhiihil ghiibati kanahaqqa 'alallaa anyu'tiqahu minnaar. "Barang siapa membela harga diri saudaranya dari gunjingan, adalah kewajiban Allah untuk membebaskannya dari neraka." (Hadist Riwayat Ahmad dengan sanadnya yang baik).

Dalam hal ini jelas sudah bahwa semua yang menyangkut ghibah adalah termasuk orang-orang yang harus sangat berhati-hati. Karena itu barang siapa tidak memiliki kemampuan untuk menghalang-halangi mulut galak yang menyerang kehormatan saudaranya, minimal ia harus meninggalkan tempat menggunjing, atau berpaling dari para penggunjing itu sehingga pembicaraan beralih ke tema yang lain. Jika tidak demikian, alangkah patutnya ia menjadi objek dari firman Allah Subhanahu Wata'alla dalam Qur'an Surat An-Nisa ayat 140 berikut.
innakum idzaamitsluhum yang artinya "Kalian, jika demikian, adalah semisal mereka." penegasannya adalah jika tdk mau menjauh dari unsur ghibah maka akan termasuk yang melakukan ghibah.

2. Namimah (mengadu domba)
WALLADZIINA YU'DZUUNALMU'MINIINA WALMU'MINAATI BIGHAIRI MAAKTASABUU FAQADIHTAMALUU BUHTAANAWA-ITSMANMUBIINAA. "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (Qur'an Surat Al-Ahzab Ayat 58)

Ayat ini pemberitahuan kepada manusia yang berbicara tanpa kebenaran yang jelas, hingga dapat menyakiti individu atau golongan yang di bicarakannya atau yang di dhaliminya. Dalam bahasa yang khas adalah fitnah. Sementara dalam sebuah hadist yang diriwayatkan imam bukhari dan muslim di jelaskan : " 'anhudzaifataradliallahu'anhu qaala : sami'tu Rasulullahi Shalallahu 'Alaihi Wasallama yaquulu (laayadu khululjannata qattaatun).""sahabat Khudzaifah ra berkata: aku telah mendengar Rasulullahu Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: 'tidak akan masuk sorga orang yang suka membuat fitnah'.

Jika islam sudah menyebut kata Ghibah, disebutkan pula di sampingnya suatu perilaku yang sepadan, atau bahkan lebih tinggi tingkat keharamannya, yaitu NAMIMAH.

Dalam sebuah Hadist Riwayat Ahmad di sebutkan:
fasyiraarukum almufsiduuna bainal-ahibbatil masysyaa-uuna binnamiimatilbaaghuunalburaaa-al 'anta. artinya:"Sejelek-jelek hamba Allah adalah orang-orang yang berjalan ke sana kemari dengan mengadu domba, yang memecah belah orang-orang yang saling mencintai, yang suka menyebarkan berita buruk, dan mencari-cari cacat orang-orang yang bersih."

Sebaiknya, Islam sangat murka kepada orang yang begitu mendengar omongan negatif, segera ia menyebarkannya kesana kemari, dan menambahi, berdusta, atau bermaksud merusak dan menghancurkan.
Orang-orang seperti mereka tidak berhenti sekedar menceritakan apa yang mereka dengar. Keinginan mereka untuk merusak mendorongnya untuk menambah-nambahi apa yang mereka dengar, atau membuat-buat cerita yang tdk pernah mreka dengar. Dalam syair bertutur:
in sami'uulkhaira akhfauhu wain sami'uu -- syarran adzaa'uu wainlam yasma'uu kadzaabuu
"jika berita baik yang mereka dengar, Ia disembunyikan.
Jika berita buruk yang mereka dengar, ia disiar-siarkan. Jika tak sesuatupun didengar, ia tebar kebohongan.

Update 2 Juli 2011 www.tyosandy.blogspot.com

Sadaqallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar